1. Toxoplasma dalam
Angka (Hewan & Manusia)
Toxoplasma
atau Toxoplasma Gondii adalah sejenis hewan bersel satu yang sering juga
disebut protozoa.
Toxoplasma merupakan parasit yang dapat menginfeksi hewan dan manusia.
Toxoplasmosis adalah nama penyakit pada hewan dan manusia yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii.
Hampir semua hewan berdarah panas dapat terinfeksi toxoplasma, dan otomatis dapat menjadi hewan yang menularkan toxoplasma. Hewan yang sering berada di sekitar manusia seperti sapi, anjing, hamster, burung, tikus, domba, kuda, kucing, ayam, babi, dsb dapat terinfeksi toxoplasma, otomatis dapat menularkannya.
Satwa liar seperti musang, harimau, anjing hutan, dsb juga dapat terinfeksi toxoplasma.
Semua orang dapat terinfeksi toxoplasma, laki-laki dan perempuan, baik muda ataupun tua dapat terinfeksi toxoplasma.
Toxoplasma tersebar luas di seluruh dunia. Setidaknya 1/3 populasi penduduk dunia pernah terinfeksi toxoplasma walaupun tidak menunjukan gejala terinfeksi toxoplasma.
Sekitar 80 % wanita Perancis yang hamil, pernah terinfeksi toxoplasma sebelum kehamilan tersebut terjadi. Tingginya persentase ini berhubungan dengan gaya hidup orang Perancis yang senang mengkonsumsi makanan yang dimasak setengah matang.
Penularan toxoplasma dari ibu ke janin anak, bisa berakibat fatal. Di Jerman, sekitar 2500 anak setiap tahun menderita akibat infeksi toxoplasma ini.
Berikut ini adalah frekuensi toxoplasmosis pada beberapa hewan yang pernah diteliti di Hongkong, Taiwan, Jakarta, dan Kalimantan Selatan.
Toxoplasma merupakan parasit yang dapat menginfeksi hewan dan manusia.
Toxoplasmosis adalah nama penyakit pada hewan dan manusia yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii.
Hampir semua hewan berdarah panas dapat terinfeksi toxoplasma, dan otomatis dapat menjadi hewan yang menularkan toxoplasma. Hewan yang sering berada di sekitar manusia seperti sapi, anjing, hamster, burung, tikus, domba, kuda, kucing, ayam, babi, dsb dapat terinfeksi toxoplasma, otomatis dapat menularkannya.
Satwa liar seperti musang, harimau, anjing hutan, dsb juga dapat terinfeksi toxoplasma.
Semua orang dapat terinfeksi toxoplasma, laki-laki dan perempuan, baik muda ataupun tua dapat terinfeksi toxoplasma.
Toxoplasma tersebar luas di seluruh dunia. Setidaknya 1/3 populasi penduduk dunia pernah terinfeksi toxoplasma walaupun tidak menunjukan gejala terinfeksi toxoplasma.
Sekitar 80 % wanita Perancis yang hamil, pernah terinfeksi toxoplasma sebelum kehamilan tersebut terjadi. Tingginya persentase ini berhubungan dengan gaya hidup orang Perancis yang senang mengkonsumsi makanan yang dimasak setengah matang.
Penularan toxoplasma dari ibu ke janin anak, bisa berakibat fatal. Di Jerman, sekitar 2500 anak setiap tahun menderita akibat infeksi toxoplasma ini.
Berikut ini adalah frekuensi toxoplasmosis pada beberapa hewan yang pernah diteliti di Hongkong, Taiwan, Jakarta, dan Kalimantan Selatan.
No
|
Tempat
|
Hewan
|
Frekuensi
|
Peneliti
|
1
|
Hongkong
|
- Babi
- Anjing |
70,6 %
29.4 % |
Ludlam Chabra
|
2
|
Taiwan
|
- Babi
- Kucing |
30.5 %
27.7 % |
Dufee
|
3
|
Jakarta
|
- Babi
- Anjing - Kucing |
28,0 %
76.5 % 77.7 % |
Koesharyono & Gandahusada
|
4
|
Kalimantan Selatan
|
- Kambing
- Kucing |
60,7 %
40,3 % |
Dufee
|
Hewan yang terinfeksi atau pernah terinfeksi toxoplasma akan menghasilkan antibodi terhadap toxoplasma tersebut. Berikut ini hasil penelitian antibodi terhadap toxoplasma pada beberapa hewan di Amerika Serikat.
No
|
Hewan
|
% positif
|
1
|
Anjing
|
59 %
|
2
|
Kambing
|
48 %
|
3
|
Sapi
|
47 %
|
4
|
Kucing
|
34 %
|
5
|
Babi
|
30 %
|
Frekuensi Toxoplasmosis Pada
Penduduk di Berbagai Daerah Indonesia
No
|
Tempat
|
Frekuensi
|
Peneliti
|
Tahun
|
1
|
Kalimantan barat
|
3 %
|
Cross
|
1976
|
2
|
Sulawesi tenggara
|
8 %
|
Clark
|
1973
|
3
|
Sulawesi utara
|
8 %
|
-
|
-
|
4
|
Sumatera utara
|
9 %
|
Cross
|
1975
|
5
|
Surabaya
|
9 %
|
Yamamoto
|
1970
|
6
|
Jawa tengah
|
10 %
|
Cross
|
1975
|
7
|
Jawa barat
|
20 %
|
-
|
1973
|
8
|
Kalimantan selatan
|
31 %
|
-
|
-
|
9
|
Ujung pandang
|
60 %
|
Rasiyanto
|
1976
|
(drh. Neno Waluyo S, 2007)
Referensi :
- Hiswani,
Toxoplasmosis penyakit zoonosis yang perlu diwaspadai oleh ibu hamil.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 2003
- Ressang
A.A. Patologi Khusus Veteriner, IFAD Project, Bali 1984.
- Schurrenberger,
P.R. dan William, T.H. Dchtisar Zoonosis Penerbit ITB, Bandung, 1991.
- Partodihardjo,
S. Ilmu Reproduksi Hewan, Penerbit Mutiara. Jakarta, 1980.
- Priyana,
A Oesman P, Kresno SB. Toxoplasmosis Medika No. 12 tahun 14, 1988:
1164-1167.
- Jacquier
Patrick. http://www.roche.com.
- Dsb-nya.
2. Cara Penularan
Toxoplasma pada Manusia dan Hewan
serta Apa Akibatnya, Bagaimana Gejalanya ?
serta Apa Akibatnya, Bagaimana Gejalanya ?
Apakah Toxoplasma dan Toxoplasmosis itu ?
Toxoplasma atau Toxoplasma gondii adalah hewan bersel satu yang sering juga
disebut protozoa. Toxoplasma merupakan parasit yang dapat menginfeksi
hewan dan manusia. Jadi Toxoplasma bukan virus, melainkan parasit.
Toxoplasmosis adalah nama penyakit pada hewan dan manusia yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii. Toxoplasmosis dikategorikan sebagai penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia.
Toxoplasmosis adalah nama penyakit pada hewan dan manusia yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii. Toxoplasmosis dikategorikan sebagai penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia.
Siapa saja yang dapat terinfeksi toxoplasma ?
Semua orang dapat terinfeksi toxoplasma.
Laki-laki dan perempuan, balita, anak-anak, remaja, orang muda, dewasa, maupun lanjut usia, semuanya dapat terinfeksi toxoplasma.
Laki-laki dan perempuan, balita, anak-anak, remaja, orang muda, dewasa, maupun lanjut usia, semuanya dapat terinfeksi toxoplasma.
Hewan apa saja yang dapat menularkan toxoplasma ke
manusia ?
Semua hewan berdarah panas dapat terinfeksi dan menularkan
toxoplasma kepada manusia.
Hewan yang sering berada di sekitar manusia seperti sapi, kuda, tikus, domba, anjing, kucing, ayam, burung, babi dll juga dapat terinfeksi toxoplasma. Satwa liar seperti musang, harimau, anjing hutan, dll juga dapat terinfeksi toxoplasma.
Hewan yang sering berada di sekitar manusia seperti sapi, kuda, tikus, domba, anjing, kucing, ayam, burung, babi dll juga dapat terinfeksi toxoplasma. Satwa liar seperti musang, harimau, anjing hutan, dll juga dapat terinfeksi toxoplasma.
Bagaimana Manusia dapat Tertular Toxoplasma ?
Terdapat 2 cara manusia dapat tertular Toxoplasma, yaitu :
- CARA
PENULARAN PERTAMA :
Cara pertama merupakan penularan terbanyak, yaitu manusia memakan daging yang mengandung toxoplasma hidup.
Yang dimaksud adalah : Manusia tertular toxoplasma akibat memakan daging mentah atau daging setengah matang atau daging yang tidak dimasak dengan sempurna, dimana daging tersebut mengandung Toxoplasma. Untuk mencegah hal ini maka masaklah daging dengan sempurna, minimal dengan suhu 70 derajat celcius. - CARA
PENULARAN KEDUA
Cara penularan kedua adalah manusia "tanpa sengaja" menelan/memakan telur/kista toxoplasma.
Hal ini dapat terjadi bila manusia memakan buah-buahan atau sayuran TANPA DICUCI dengan bersih, dimana pada buah-buahan atau sayuran tersebut menempel telur toxoplasma (biasa disebut kista toxoplasma).
Bisa juga terjadi bila manusia setelah berkebun, tidak mencuci tangannya dengan bersih, kemudian memakan sesuatu. Padahal ditangannya menempel telur/kista toxoplasma, dan toxoplasma tersebut menempel di makanan yang dipegangnya.
Penularan seperti ini peluangnya relatif kecil, namun demikian tidak boleh diabaikan.
Untuk mencegahnya, tentu saja membiasakan diri untuk mencuci bersih buah-buahan atau sayuran tersebut sebelum dimakan. Kemudian setelah berkebun, jangan lupa untuk mencuci tangan dengan bersih. - CARA
PENULARAN KETIGA
Cara penularan ketiga adalah melalui transplantasi organ tubuh manusia.
Hal ini dapat terjadi bila organ tubuh yang ditransplantasi terinfeksi parasit toxoplasma dalam keadaan hidup. Namun sangat jarang (bahkan hampir tidak pernah terjadi) penularan yang seperti ini, karena umumnya organ tubuh tersebut telah diperiksa dengan seksama oleh dokter. Walaupun peluangnya nyaris nol (kecil sekali), tetap tidak boleh diabaikan.
Jadi, secara ringkas bahwa penularan toxoplasma terjadi jika manusia "memakan/menelan" toxoplasma dalam keadaaan hidup.
Terdapat 3 bentuk toxoplasma yang dimaksud, yaitu berupa Bradizoit (Bradyzoite atau tissue cyst), Takizoit (Tachyzoite), dan kista/telur toxoplasma (Oocyst).
Bagaimana gejala manusia yang terinfeksi toxoplasma ?
Sebagian besar manusia yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala sama
sekali (subklinis). Meskipun jarang terjadi, pada infeksi yang akut dapat
mengakibatkan pembengkakan kelenjar pertahanan (limfoglandula) yang terdapat
disekitar leher, ketiak, dsb, namun sekali lagi ini jarang terjadi.
Apa akibat toxoplasma pada hewan
Sebagian besar infeksi toxoplasma pada hewan bersifat sub klinis (ringan
dan tidak menunjukkan gejala sama sekali). Namun pada infeksi yang parah dapat
menyebabkan diare dan cacat pada fetus kucing atau hewan lainnya
Bagaimana akibat toxoplasma pada manusia
Secara umum akibat toxoplasma jarang sekali, dan hanya terjadi pada infeksi
akut toxoplasma.
Pada pria, infeksi akut toxoplasma dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening. Bila berlangsung terus-menerus dapat menyebabkan kemandulan. Infeksi akut toxoplasma menyebabkan peradangan pada saluran sperma. Radang yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya penyempitan bahkan tertutupnya saluran sperma. Akibatnya pria tersebut menjadi mandul, karena sperma yang diproduksi tidak dapat dialirkan untuk membuahi sel telur.
Pada wanita, infeksi toxoplasma yang berlangsung terus-menerus dapat menginfeksi saluran telur wanita. Bila saluran ini menyempit atau tertutup, sel telur yang telah dihasilkan oleh indung telur (ovarium) tidak dapat sampai ke rahim untuk dibuahi oleh sperma.
Yang paling berbahaya adalah akibat toxoplasma terhadap Janin/fetus. Kista toxoplasma dapat berada di otak janin yang menyebabkan cacat dan berbagai macam gangguan syaraf seperti gangguan syaraf mata (buta, dll). Akibat lainnya adalah janin dengan ukuran kepala yang besar dan berisi cairan (hidrocephalus). Namun perlu diingat, penyebab hidrocephalus (ukuran kepala yang besar dan berisi cairan) ada banyak sekali, salah satunya adalah toxoplasma,
Referensi : drh. Neno Waluyo S.
Pada pria, infeksi akut toxoplasma dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening. Bila berlangsung terus-menerus dapat menyebabkan kemandulan. Infeksi akut toxoplasma menyebabkan peradangan pada saluran sperma. Radang yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya penyempitan bahkan tertutupnya saluran sperma. Akibatnya pria tersebut menjadi mandul, karena sperma yang diproduksi tidak dapat dialirkan untuk membuahi sel telur.
Pada wanita, infeksi toxoplasma yang berlangsung terus-menerus dapat menginfeksi saluran telur wanita. Bila saluran ini menyempit atau tertutup, sel telur yang telah dihasilkan oleh indung telur (ovarium) tidak dapat sampai ke rahim untuk dibuahi oleh sperma.
Yang paling berbahaya adalah akibat toxoplasma terhadap Janin/fetus. Kista toxoplasma dapat berada di otak janin yang menyebabkan cacat dan berbagai macam gangguan syaraf seperti gangguan syaraf mata (buta, dll). Akibat lainnya adalah janin dengan ukuran kepala yang besar dan berisi cairan (hidrocephalus). Namun perlu diingat, penyebab hidrocephalus (ukuran kepala yang besar dan berisi cairan) ada banyak sekali, salah satunya adalah toxoplasma,
Referensi : drh. Neno Waluyo S.
3. Cara Mencegah
Toxoplasma
Pencegahan secara umum
- Segera
periksakan diri anda, apakah positif toxoplasma atau tidak. Terutama
para wanita atau wanita yang mempunyai rencana untuk hamil. Tes darah
bisa dilakukan di beberapa laboratorium diagnostik seperti Prodia.
Konsultasikan hal ini dengan dokter anda.
- Masak
daging dengan sempurna, minimal dengan suhu 70 derajad celcius.
- Cuci
tangan dan semua peralatan dengan sabun, setelah anda mengolah (memotong)
daging.
- Cuci
buah-buahan dan sayuran dengan bersih.
- Biasakan
mencuci tangan dengan sabun sebelum anda makan sesuatu.
- Gunakan
sarung tangan pada saat berkebun atau kontak dengan tanah. Tanah yang
terkontaminasi toxoplasma adalah sumber infeksi yang potensial.
Pencegahan pada Ibu hamil
Agar ibu hamil terhindar dari infeksi toksoplasmosis, ikuti langkah-langkah pencegahan infeksi sedini mungkin sbb :
- Binatang/hewan
piaraan yang ada di rumah (anjing, kucing, hamster, domba, dsb)
segera bawa ke dokter hewan, untuk mengetahui apakah binatang peliharaan
anda terinfeksi parasit toksoplasma secara aktif ataukah tidak.
- Apabila
hewan piaraan tersebut terlihat sakit, mungkin masih dalam masa penularan
selama kurun 6 minggu sebaiknya dititipkan ke tempat penitipan binatang,
sampai hewan tersebut sembuh.
- Jangan
berikan makanan daging mentah atau ikan mentah kepada binatang peliharaan
anda. Itu juga berarti, jangan biarkan binatang peliharaan
anda memburu mangsanya sendiri di luar rumah.
- Karena
anda sedang hamil, maka jangan mengadakan kontak langsung, baik dengan
kandang maupun kotoran hewan piaraan. Mintalah orang lain untuk
membersihkannya. Jika terpaksa harus membersihkan sendiri, pakailah sarung
tangan, dan cucilah tangan Anda sampai bersih. Jangan lupa untuk
membersihkan kandang kucing setiap hari.
- Hindari
mengkonsumsi daging mentah maupun daging setengah matang.
- Hindari
minum susu yang belum disterilkan.
- Cuci
sampai bersih sayuran dan buah-buahan sebelum Anda konsumsi.
- Segeralah
konsultasi ke dokter bila Anda kemungkinan terinfeksi parasit toksoplasma.
- Periksakan
hewan peliharaan/kesayangan anda ke dokter hewan, dan mintalah untuk dites
khusus toxoplasma, sehingga mengetahui apakah hewan peliharaan anda (anjing,
kucing, hamster, domba, dsb) terinfeksi parasit toksoplasma secara
aktif ataukah tidak.
- Hewan
yang positif terinfeksi toxoplasma harus diberi obat. Obat yang diberikan
biasanya berupa antibiotik clyndamicin. Konsultasikan hal ini dengan
dokter hewan anda.
- Jangan
berikan makanan daging mentah atau ikan mentah kepada binatang peliharaan
anda. Itu juga berarti, jangan biarkan binatang
peliharaan anda memburu mangsanya sendiri di luar rumah.
- Hewan
peliharaan yang mengkonsumsi makanan komersial berupa makanan kering atau
kalengan dan selalu berada di dalam rumah, sangat jarang bahkan tidak akan
pernah terinfeksi toxoplasma.
- Bersihkan
kotak litter pasir/kotoran hewan peliharaan anda setiap hari.
- Cegah
hewan peliharaan anda kontak dengan hewan liar atau hewan lain di luar
rumah anda, kecuali anda sudah mengetahui kesehatan hewan lain tersebut.
- Selalu
jaga kebersihan dan kesehatan hewan kesayangan anda.
Referensi : drh. Neno Waluyo S.
4. Pemeriksaan
Laboratorium Toksoplasma pada Kehamilan
Siapa saja yang dapat terinfeksi toxoplasma ?
Semua orang dapat terinfeksi toxoplasma. Laki-laki dan perempuan, balita, anak-anak, remaja, orang muda, dewasa, maupun lanjut usia, semuanya dapat terinfeksi toxoplasma.
Siapa saja yang perlu diperiksa Toxoplasma ?
- Wanita
yang akan hamil.
- Wanita
yang baru hamil atau yang sedang hamil (khususnya bagi yang sebelumnya
belum pernah hamil, atau yang hasil sebelumnya adalah negatif (tidak
terinfeksi)).
- Bayi
baru lahir yang ibunya positif terinfeksi toksoplasma pada saat hamil.
- Penderita
yang diduga terinfeksi toksoplasma.
Bagaimana mengenali Gejala Infeksi Toxoplasma ?
Pada umumnya infeksi ini tidak menunjukkan gejala, kalaupun ada, gejalanya tidak khas/spesifik, sehingga sering dokter atau yang bersangkutan tidak mengenalinya.
Adakah cara lain untuk mendiagnosa infeksi ini ?
Ada. Diagnosa sangat tergantung pada pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium :
- Pemeriksaan
parasit secara langsung : rumit, tidak praktis, butuh waktu lama, mahal.
- Pemeriksaan
antibodi spesifik Toxoplasma : IgG, IgM dan IgG affinity.
Apakah IgM dan IgG Toxoplasma ?
- IgM
adalah antibodi yang pertama kali meningkat di darah bila terjadi infeksi
Toxoplasma.
- IgG
adalah antibodi yang muncul setelah IgM dan biasanya akan menetap seumur
hidup pada orang yang terinfeksi atau pernah terinfeksi.
Apakah IgG affinity itu ?
Adalah kekuatan ikatan antara antibodi IgG dengan organisme penyebab infeksi.
Apa manfaat IgG affinity ?
- Pada
keadaan IgG dan IgM positif diperlukan pemeriksaan IgG avidity untuk
memperkirakan kapan infeksi terjadi, apakah sebelum atau pada saat hamil
- Infeksi
yang terjadi sebelum kehamilan tidak perlu dirisaukan, hanya infeksi
primer yang terjadi pada saat ibu hamil yang berbahaya, khususnya pada
TriMester I
- Perlu
diketahui kapan pemeriksaan dilakukan pada kehamilan.
Tes toksoplasma apa saja yang perlu dilakukan ?
idealnya :
- Sebelum
hamil, tes IgG.
- Saat
hamil, sedini mungkin (bila belum pernah atau hasil sebelumnya negatif)
IgG dan IgM Toxoplasma.
- Bila
hasil negatif, diperlukan pemantauan setiap 3 bulan pada sisa kehamilan
Bagaimana Interpretasinya (Mengartikannya) ?
a. bila IgG (-) dan IgM (+)
- Kasus
ini jarang terjadi, kemungkinan merupakan awal infeksi.
- Harus
diperiksa kembali 3 mgg kemudian dilihat apakah IgG berubah jadi (+).
- Bila
tidak berubah, maka IgM tidak spesifik, yang bersangkutan tidak
terinfeksi Toxoplasma.
b. bila IgG (-) dan IgM (-)
- Belum
pernah terinfeksi dan beresiko untuk terinfeksi.
- Bila
sedang hamil, perlu dipantau setiap 3 bulan pada sisa kehamilan (dokter
mengetahui kondisi dan kebutuhan pemeriksaan anda).
- Lakukan
tindakan pencegahan agar tidak terjadi infeksi.
c. bila IgG (+) dan IgM (+)
- Kemungkinan
mengalami infeksi primer baru atau mungkin juga infeksi lampau tapi IgM
nya masih terdeteksi (persisten=lambat hilang).
- Oleh
sebab itu perlu dilakukan tes IgG affinity langsung pada serum yang sama
untuk memperkirakan kapan infeksinya terjadi, apakah sebelum atau sesudah
hamil.
d. bila IgG (+) dan IgM (-)
- Pernah
terinfeksi sebelumnya.
- Bila
pemeriksaan dilakukan pada awal kehamilan, berarti infeksi nya terjadi
sudah lama (sebelum hamil) dan sekarang telah memiliki kekebalan, untuk
selanjutnya tidak perlu diperiksa lagi.
- Bila
ada pertimbangan lain, Dr anda akan meminta izin untuk pemeriksaan
lanjutan sesuai kebutuhan.
Rangkuman
- Toxoplasmosis
berbahaya bagi janin bila ibu terinfeksi pada saat hamil, khususnya pada
Trimester I
- Gejalanya
tidak spesifik' perlu pemeriksaan laboratorium
- Pemeriksaan
awal kehamilan
- Bila
IgG & IgM negatif, hindarilah sumber infeksi yang dapat menyebabkan
ibu tertulat dan selanjutnya perlu dilakukan pemantauan sepanjang
kehamilan.
- Bila
IgG dan IgM positif belum tentu terinfeksi ' tes lanjutan IgG avidity '
dpt memperkirakan kapan infeksi terjadi (sebelum atau pada saat hamil)
- Dengan
deteksi sedini mungkin dokter dapat segera memberikan pengobatan/
melakukan tindakan yang diperlukan.
Referensi : drh. Neno Waluyo S.
5. Perkembangan
Toxoplasma selama 100 tahun terakhir
Toxoplasma gondii merupakan salah satu parasit yang paling banyak dipelajari, karena pentingnya dari segi kesehatan manusia dan hewan.
Ada ribuan referensi yang memuat berbagai hal mengenai toxoplasma. Artikel sejarah toxoplasma ini bertujuan memberikan pengenalan dan gambaran perkembangan toxoplasma selama 100 tahun terakhir. Beberapa sejarah dan penemuan yang penting dirangkum pada bagian di bawah ini.
Penemuan mengenai agen toxoplasma gondii
- 1908
Protozoa ditemukan dalam hewan pengerat, Ctenodactylus gundi di Tunisia.
Protozoa ditemukan pada seekor kelinci di Brasil
- 1909
Nama Toxoplasma gondii diusulkan
- 1937
Untuk pertama kali Toxoplasma gondii bisa diisolasi dari binatang.
- 1939
Pertama kali Toxoplasma gondii bisa diisolasi dari manusia.
- 1941
Toxoplasma gondii yang menginfeksi Manusia dan hewan terbukti sama
- 1951
Perkembangan penyakit dan cara toxo menyerang dan akibatnya seperti
hidrocephalus mulai diketahui
Bentuk (morfologi) dan Siklus Hidup Toxoplasma gondii
Tachyzoit (tropozhoite, bentuk proliferatif)
- 1973
Istilah tachyzoit diusulkan.
- 1954
struktur internal toxoplasma mulai diketahui
- 1958
Endodyogeny mulai diketahui dan dideskripsikan. Endodyogeny adalah salah
satu cara protozoa memperbanyak diri dengan cara aseksual
Kista jaringan, Bradyzoit,Cystozoit
- 1928
Kista toxoplasma mulai diketahui
- 1951
struktur kista dideskripsikan
- 1962
struktur internal kista dideskripsikan
- 1973
istilah bradyzoit mulai diperkenalkan
- 1988
istilah kista jaringan mulai diperkenalkan
- 1960
Bradyzoite diketahui tahan terhadap enzim pencernaan
- 1976
Perkembangan kista jaringan dan bradyzoit mulai diketahui
- 1998
biologi bradyzoites dan kista jaringan diketahui secara lengkap
Fase entroepithelial (pada usus kucing)
- 1970
fase Coccidian didokumentasi, morfologi ookista dan ultrastruktur ookista
mulai dideskripsikan
- 1972
Lima bentuk aseksual T. gondii (tipe A-E) dietahui
Transmisi/Cara penyebaran toxoplasma
Kongenital (sejak/melalui kandungan)
- 1939
penularan saat masih dala kandungan diketahui
- 1959
transmisi melalui kandungan bisa berulang pad anak berikutnya
- 2008
penularan melali kandungan juga diketahui pada hewan besar seperti rusa
ekor putih
Melalui daging (Carnivorism) inang antara (intermediate host)
- 1954
muncul ada dugaan penularan toxoplasma melalui daging
- 1965
Kasus penularan toxoplasma melalui daging ditemukan pada manusia
Melalui bahan yang tercemar feces kucing yang mengandung ookista(rute fecal-oral)
- 1965
Penularan melalui tinja bisa dibuktikan sekaligus menujukkan adanya fase
coccidian (enteroepitel) toxoplasma
- 1970
Fase Coccidian terbukti
- 1970
inang definitif dan inang antara penyebaran toxoplasma diketahui,
termasuk penyebaran ookista oleh kucing
- 1979
wabah toxoplasma akibat ookista yang tertelan melalui mulut dan terhisap
bisa dijelaskan
Genetika dan perbedaan genetik strain Toxoplasma gondii
- 1980
Persilangan genetik dan rekombinan bisa dihasilkan
- 1991
Perbedaan isoenzyme digunakan untuk membedakan strain Toxoplasma gondii.
- 1992
Toxoplasma terbagi menjadi 3 tipe
- 2006
strain toxoplasma nasional, benua, antar benua dan pandemi bisa dibedakan
- 2005
genome toxoplasma gondii didokumentasikan
Kekebalan dan perlindungan terhadap toxoplasma
- 1942
Antibodi penetralisir T. gondii ditemukan
- 1948
Antibodi diketahui bisa membunuh toxoplasma yang hidup diluar sel, tetapi
tidak bisa membunuh toxoplasma yang berada di dalam sel
- 1967
kekebalan bisa ditransfer melalui sel limfoid bukan melalui antibodi
- 1988
Gama Interferon merupakan sitokin utama yang berperan dalam kekebalan
terhadap toxoplasma
- 1991
Peran CD4+ dan CD8+ dalam perlindungan bisa didefinisikan
Toxoplasmosis pada manusia
Kongenital (sejak kandungan)
- 1939
Kasus toksoplasmosis bawaan Pertama terbukti.
- 1942
Empat Tanda-tanda klinis khas dijelaskan (hidrosefalus atau
microcephalus, chorioretinitis, kalsifikasi intraserebral)
Dapatan
- 1940
Toksoplasmosis fatal pada orang dewasa ditemukan
- 1941
Kasus pertama toxoplasma pada anak-anak
- 1956
Limfadenopati(pembesaran kelenjar getah bening ) diakui sebagai gejala
toxoplasmosis yang paling sering
- 1983
Penderita AIDS rentan terhadap toksoplasmosis.
Infeksi kronis
- 1946
Kista yang ditemukan pada otopsi, menunjukkan infeksi kronis
Toksoplasmosis pada hewan lain
- 1910
Toxoplasmosis ditemukan di hewan domestik, anjing
- 1955
Imunosupresif pada anjing yg terserang Canine Distemper Virus dipengaruhi
klinis toksoplasmosis
- 1957
Epidemi toksoplasmosis aborsi pada domba ditemukan
- 1988
Toksoplasmosis pada hewan ditinjau secara kritis
- 2000
Toksoplasmosis ditemukan dalam spesies mamalia laut seperti berang-berang
laut
Diagnosa Toxoplasma
- 1948
Tes dengan Pewarnaan Novel Sabin-Feldman dye test
- 1968
Tes dikembangkan untuk mendeteksi antibodi IgM dalam darah tali pusar
- 1980
uji aglutinasi langsung, dikembangkan (DAT, MAT)
- 1995
validasi tes serologi menggunakan isolasi parasit sebagai standar
- 1989
Tes PCR dikembangkan untuk mendeteksi DNA T. gondii
Pengobatan
- 1942
Sulfonamides ditemukan efektif terhadap T. gondii
- 1953
Ditemukan sinergi Pirimetamin dengan sulfonamides terhadap pembelahan
takizoit
- 1957
asam folat dan ragi dapat meningkatkan kegiatan sulfadiazin dan
pirimetamin
- 1957
Spiramisin ditemukan memiliki efek anti-toxoplasmic
- 1973
Klindamisin juga diketahui mmpunyai efek anti-toxoplasmic
Pencegahan dan kontrol
- 1973
pengobatan profilaksis, dan tes laboratorium wanita hamil dimulai di
Austria dan Prancis untuk mengurangi kejadian toksoplasmosis kongenital
- 1972
Menjaga kebersihan & higiene merupakan langkah-langkah yang
dianjurkan untuk mencegah infeksi toxoplasma melalui ookista
- 1986
kurva Thermal untuk membunuh T. gondii dalam daging oleh memasak,
pembekuan, dan iradiasi dibangun
- 1995
Cara-cara produksi Hewan ternak yang baik dikembangkan untuk mengurangi
infeksi T. gondii pada hewan ternak
Vaksinasi
- 1983
Vaksin untuk mengurangi kerugian janin pada domba dikomersialisasikan
Wilkins dan O'Connell
- 1984
Ts-4 vaksin untuk inang antara
- 1991
T-263 vaksin untuk mencegah penyebaran ookista dari usus kucing
oleh : drh. Neno Waluyo S
referensi :
The History of Toxoplasma gondii - The First 100 Years. JITENDER P. DUBEY1. United States Department of Agriculture, Agricultural Research Service, Animal and Natural Resources Institute, Animal Parasitic Diseases Laboratory, Building 1001, Beltsville, Maryland 20705-2350.
OPPORTUNISTIC INFECTIONS: Toxoplasma, Sarcocystis, and Microsporidia edited by David S. Lindsay and Louis M. Weiss.
6. Pemahaman lebih dalam
tentang
Parasit Toxoplasma Gondii
Parasit Toxoplasma Gondii
Toxoplasma gondii adalah hewan bersel satu yang disebut protozoa. Protozoa ini merupakan parasit pada tubuh hewan dan manusia. Toxoplasmosis dikategorikan sebagai penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia.
Tiga bentuk Toxo yang terdapat dalam siklus hidup toxoplasma, memegang peranan sangat penting dalam proses infeksi dan penyebaran Toxoplasma. Yaitu Ookista (Oocyst), Bradizoit (Bradyzoite) dan Takizoit (Tachyzoite). Sebagian besar Toxoplasma berada dalam ketiga bentuk ini.
Bradizoit dan takizoit (keduanya kadang disebut cysts) adalah bentuk toxoplasma yang terdapat dalam tubuh sebagian besar hewan dan manusia.
Gambar Ookista (Oocyst)
|
Gambar Bradizoit (Bradyzoite)
atau tissue cyst |
Gambar Takizoit (Tachyzoite)
yang menginfeksi tikus |
Seperti juga sebagian besar protozoa, Toxoplasma bisa berkembang biak melalui dua cara, yaitu cara seksual (gametogoni) dan akseksual (endodyogeni). Aseksual artinya, toxoplasma berkembang biak dengan cara membelah diri. Sedangkan Fase berkembang biak secara seksual hanya terjadi di usus kucing. Toxoplasma yang terdapat dalam usus kucing berkembang dan menghasilkan dua sel kelamin berupa makrogamet dan mikrogamet. Kedua sel gamet tersebut melakukan penggabungan inti sel (pembuahan) dan menghasilkan sporogoni yang kemudian di keluarkan melalui feces kucing. Dalam waktu 24 jam Sporogoni yang berada di lingkungan, berkembang menjadi bentuk infektif Ookista. Ookista bisa tahan hingga 6 - 12 bulan di tanah/lingkungan yang lembab dan terlindung dari sinar matahari.
Ookista yang tertelan oleh hewan seperti anjing, domba, tikus, ayam, kambing, sapi, babi, kucing, dsb, kemudian berkembang menjadi Takizoit atau bradizoit dalam sel/jaringan. Ookista akan segera berkembang 18 hari setelah masuk ke dalam tubuh semua mahluk/hewan berdarah panas (sapi, anjing, ayam, burung, kucing, domba, tikus, babi, dsb) dan manusia.
Hewan pemakan daging dan manusia bisa tertular toxoplasma bila memakan daging yang mengandung Takizoit atau Bradizoit yang masih aktif/hidup.
Bradizoit dan Takizoit hanya bisa dihasilkan oleh toxoplasma yang hidup di jaringan/daging. Takizoit akan mulai berkembang 19 hari setelah manusia/hewan memakan jaringan/daging yang mengandung Takizoit. Sedangkan Bradizoit lebih cepat. Bradizoit mulai berkembang dalam waktu 3-10 hari sejak manusia/hewan memakan jaringan/daging yang mengandung bradizoit.
Pada wanita hamil, tachyzoit bisa menginfeksi janin. Tachyzoit menempati jaringan otot dan sistem syaraf seperti otak, kemudian berubah menjadi bradizoit. Bradizoit dalam daging yang tidak masak, bila termakan kembali berubah menjadi tachyzoit dan memulai siklus memperbanyak diri lagi.
No comments:
Post a Comment