MAKALAH
EPIDEMIOLOGI
FAKTOR HOST, AGENT, ENVIRONMENT,
PORT OF ENTRY, PORT OF EXIT DAN PENCEGAHAN HIPERTENSI PADA IBU HAMIL
Dosen : Sulistyaningsih
Prabawati, S.SiT.M.Kes
Di
Susun Oleh :
1. Ila Puji Astuti ( 11481 )
2. Indri A. Subiyanto (
11482 )
3. Jumrotul Hidayah ( 11483 )
4. Laras Dwi Handriani ( 11484 )
5. Linda Frismasari ( 11485 )
AKADEMI
KESEHATAN KARYA HUSADA YOGYAKARTA
PROGRAM
STUDI DIII KEBIDANAN
TAHUN
AJARAN 2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan perlindungan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah penugasan
mata kuliah Epidemiologi
yang berjudul:
“FAKTOR HOST, AGENT, ENVIRONMENT,
PORT OF ENTRY, PORT OF EXIT DAN PENCEGAHAN HIPERTENSI PADA IBU HAMIL”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Promosi
Kesehatan. Dengan demikian tim penyusun dan pembaca dapat memahami Tentang
Faktor Host, Agent, Environment, Post Of Entry, Port Of Exit dan Pencegahannya.
Tidak lupa kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang
telah membantu kami, yaitu :
- Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
Rahmat-Nya kepada kami.
- Segenap Dosen dan karyawan Akademi
Kesehatan Karya Husada, terutama kepada Ibu Sulistyaningsih P, S.SiT. M.
Kes selaku dosen Pembimbing mata kuliah Epidemiologi.
- Teman – teman Akademi Kesehatan Karya
Husada, khususnya Prodi Kebidanan atas dukungan dan kerja samanya.
Namun demikian dalam menyusun makalah ini,
kami menyadari masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami mengharap perlunya
kritik dan saran dari berbagai pihak demi penyempurnaan makalah ini.
Dengan demikian makalah ini akan
bermanfaat bagi pembaca dan menjadi bahan pembelajaran bagi siapa saja.
Yogyakarta, April 2013
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Seorang wanita hamil
boleh dicurigai menderita hipertensi kehamilan, jika yang bersangkutan sering
mengeluh pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri perut bagian atas
(ulu hati), nafsu makan lenyap, rasa mual, dan muntah. Tanda yang mudah
diperiksa adalah pertambahan berat badan secara progresif (3kg tiap minggu).
Sehingga perlu adanya penyusunan menu dan trik khusus untuk menanggulangi
masalah tersebut seperti Diet Rendah Garam karena nutrisi mempunyai peranan
penting dalam upaya pencegahan dan penyembuhan hipertensi maupun komplikasi
lain saat kehamilan.
Dengan disusunnya
makalah ini diharapkan dapat memberikan sedikit informasi tentang hipertensi
dan diet untuk menanggulangi masalah hipertensi. Selain itu makalah ini dapat
digunakan sebagai acuan dan refrensi untuk menyusun menu bagi penderita
hipertensi khususnya ibu hamil. Sehingga dapat membantu dalam mengatasi masalah
nutrisi bagi penderita hipertensi khususnya bagi ibu hamil.
B. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah :
1.
Untuk
mengetahui definisi dari hipertensi
2.
Untuk
mengetahui faktor host, agent dan environment.
3.
Untuk
mengetahui port of entry dan port of exit dari hipertensi
BAB
II
ISI
1. PENGERTIAN HIPERTENSI
Penyakit darah tinggi
atau Hipertensi (Hypertension) adalah suatu keadaan di mana
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan
oleh angka systolic (bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan
tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air
raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya.
Nilai normal tekanan
darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan, tingkat aktifitas
normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHG. Dalam aktivitas
sehari-hari, tekanan darah normalnya adalah dengan nilai angka kisaran stabil.
Tetapi secara umum, angka pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan
meningkat diwaktu beraktifitas atau berolahraga.
Bila
seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan pengobatan dan
pengontrolan secara teratur (rutin), maka hal ini dapat membawa si penderita
kedalam kasus-kasus serius bahkan bisa menyebabkan kematian. Tekanan darah
tinggi yang terus menerus menyebabkan jantung seseorang bekerja extra keras,
akhirnya kondisi ini berakibat terjadinya kerusakan pada pembuluh darah
jantung, ginjal, otak dan mata. Penyakit hypertensi ini merupakan penyebab umum
terjadinya stroke dan serangan jantung (Heart attack).
2. FAKTOR
HOST, AGENT, dan ENVIRONTMENT
·
FAKTOR HOST ( PENJAMU )
Faktor-faktor yang dapat
menimbulkan penyakit hipertensi pada penjamu :
a.
Daya
Tahan Tubuh Terhadap Penyakit
Daya
tubuh seseorang sangat dipengaruhi oleh kecukupan gizi, aktifitas, dan
istirahat. Dalam hidup modern yang penuh kesibukan juga membuat orang kurang
berolagraga dan berusaha mengatasi stresnya dengan merokok , minum alkohol,
atau kopi sehingga daya tahan tubuh menjadi menurun dan memiliki resiko
terjadinya penyakit hipertensi.
b.
Genetis
Para pakar juga menemukan hubungan antara riwayat
keluarga penderita hipertensi (genetik) dengan resiko untuk juga menderita
penyakit ini.
c.
Umur
Penyebaran hipertensi menurut golongan umur agaknya
terdapat kesepakatan dari para peneliti di Indonesia. Disimpulkan bahwa
prevalensi hipertensi akan meningkat dengan bertambahnya umur. Sebagai gambaran
saja, berikut ini dikutipkan salah satu hasil penelitian tentang penyebaran
menurut umur tersebut .
Prevalensi 6-15% pada orang dewasa. Prevalensi
meningkat menurut usia. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang
mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia
80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun,
kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
Tetapi di atas usia tersebut, justru wanita (setelah
mengalami menapouse ) berpeluang lebih besar. Para pakar menduga perubahan
hormonal berperan besar dalam terjadinya hipertensi di kalangan wanita usia
lanjut. Namun sekarang penyakit hipertensi tidak memandang golongan umur.
d.
Jenis
Kelamin
Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1995
menunjukkan prevalensi penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi di
Indonesia cukup tinggi, yaitu 83 per 1.000 anggota rumah tangga. Pada umumnya
lebih banyak pria menderita hipertensi dibandingkan dengan perempuan.
-
Wanita
> Pria pada usia > 50 tahun
-
Pria
> wanita pada usia < 50 tahun
e.
Adat
Kebiasaan
Kebiasaan-
kebiasaan buruk seseorang merupakan ancaman kesehatan bagi orang tersebut
seperti:
-
Gaya
hidup modern yang mengagungkan sukses, kerja keras dalam situasi penuh tekanan,
dan stres terjadi yang berkepanjangan adalah hal yang paling umum serta membuat
orang kurang berolagraga , dan berusaha mengatasi stresnya dengan merokok,
minum alkohol atau kopi, padahal semuanya termasuk dalam daftar penyebab yang
meningkatkan resiko hipertensi.
-
Indra
perasa kita sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang
tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang
agak tawar. Konsumsi garam ini sulit dikontrol, terutama jika kita terbiasa
mengonsumsi makanan di luar rumah (warung, restoran, hotel, dan lain-lain).
-
Pola
makan yang salah, faktor makanan modern sebagai penyumbang utama terjadinya
hipertensi. Makanan yang diawetkan dan garam dapur serta bumbu penyedap dalam
jumlah tinggi, dapat meningkatkan tekanan darah kerana mengandung natrium dalam
jumlah yang berlebih.
f.
Pekerjaan
Stress pada pekerjaan cenderung menyebabkan
terjadinya hipertensi berat. Pria yang mengalami pekerjaan penuh tekanan,
misalnya penyandang jabatan yang menuntut tanggung jawab besar tanpa disertai
wewenang pengambilan keputusan, akan mengalami tekanan darah yang lebih tinggi
selama jam kerjanya, dibandingkan dengan rekannya mereka yang jabatan nya lebih
“longgar” tanggung jawabnya . Stres yang terlalu besar dapat memicu terjadinya
berbagai penyakit misalnya sakit kepala,sulit tidur, tukak lambung, hipertensi,
penyakit jantung, dan stroke.
g.
Ras/Suku
Ras/Suku
: Di USA, orang kulit hitam > kulit putih. Di Indonesia penyakit hipertensi
terjadi secara bervariasi.
·
FAKTOR AGENT ( PENYEBAB PENYAKIT
)
Agent adalah suatu substansi tertentu yang
keberadaannya atau ketidakberadaannya dapat menimbulkan penyakit atau
mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Untuk penyakit hipertensi yang menjadi
agen adalah :
a.
Faktor
Nutrisi
-
Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya, natrium memegang peranan penting terhadap
timbulnya hipertensi. Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi
natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya, cairan
intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat.
Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya
volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi.
-
Konsumsi
garam dapur (mengandung iodium) yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram per
hari, setara dengan satu sendok teh. Dalam kenyataannya, konsumsi berlebih karena
budaya masak-memasak masyarakat kita yang umumnya boros menggunakan garam.
Indra perasa kita sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang
batas yang tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima
makanan yang agak tawar.
-
Minuman
berkafein dan beralkohol.Minuman berkafein seperti kopi dan alkohol juga dapat
meningkatkan resiko hipertensi.
-
Juga
terbukti adanya hubungan antara resiko hipertensi dengan makanan cepat saji
yang kaya daging. Makanan cepat saji juga merupakan salah satu penyebab
obesitas (berat badan berlebih ). Dilaporkan bahwa 60% penderita hipertensi
mempunya berat badan berlebih.
b.
Faktor
Kimia
-
Mengkonsumsi
obat-obatan seperti kokain, Pil KB Kortikosteroid, Siklosporin, Eritropoietin,
Penyalahgunaan Alkohol, Kayu manis (dalam jumlah sangat besar).
c.
Faktor
Biologi
-
Penyebab
tekanan darah tinggi sebagian besar diketahui, namun peniliti telah membuktikan
bahwa tekanan darah tinggi berhubungan dengan resistensi insulin dan/ atau
peningkatan kadar insulin (hiperinsulinemia). Keduanya tekanan darah tinggi dan
resistensi insulin merupakan karakteristik dari sindroma metabolik , kelompok
abnormalitas yang terdiri dari obesitas, peningkatan trigliserid, dan HDL
rendah (kolesterol baik) dan terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan
faktor pengatur tekanan darah.
-
Walaupun
sepertinya hipertensi merupakan penyakit keturunan, namun hubungannya tidak
sederhana. Hipertensi merupakan hasil dari interaksi gen yang beragam, sehingga
tidak ada tes genetik yang dapat mengidentifikasi orang yang berisiko untuk
terjadi hipertensi secara konsisten.
-
Dalam
pasien dengan diabetes mellitus atau penyakit ginjal, penelitian telah
menunjukkan bahwa tekanan darah di atas 130/80 mmHg harus dianggap sebagai
faktor resiko terjadi hipertensi.
d.
Faktor
Fisik
-
Tekanan
darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat
melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat.
-
Gaya
hidup yang tidak aktif (malas berolah raga) bisa memicu terjadinya hipertensi
pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan.
-
Berat
badan yang berlebih akan membuat seseorang susah bergerak dengan bebas.
Jantungnya harus bekerja lebih keras untuk memompa darah agar bisa menggerakkan
berlebih dari tubuh terdebut. Karena itu obesitas termasuk salah satu yang
meningkatkan resiko hipertensi.
·
FAKTOR ENVIRONMENT ( LINGKUNGAN )
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada
disekitar manusia serta pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan
perkembangan manusia. Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup misalnya
gaya hidup kurang baik seperti gaya hidupnya penuh dengan tekanan (Stres).
Stres yang terlalu besar dapat memicu terjadinya berbagai penyakit seperti
hipertensi. Dalam kondisi tertekan adrenalin dan kortisol dilepaskan ke aliran darah
sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah agar tubuh siap beraksi.
Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga),
stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada
orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Terdapatnya perbedaan keadaan
geografis, dimana daerah Pantai lebih berisiko terjadinya penyakit hipertensi
dibading dengan daerah pegunungan, karena daerah pantai lebih banyak terdapat
natrium bersama klorida dalam garam dapur sehingga Konsumsi natrium pada
penduduk pantai lebih besar dari pada daerah pegunungan.
Penyakit hipertensi ditemukan di semua daerah di
Indonesia dengan prevalensi yang cukup tinggi. Dimana daerah perkotaan lebih
dengan gaya hidup modern lebih berisiko terjadinya penyakit hipertensi dibandingkan
dengan daerah pedesaan.
Berikut
ini adalah factor-faktor yang dapat menyebabkan obesitas menurut teori HL Blum
yaitu :
a.
Faktor
Genetik
Peneliti
juga telah mengidentifikasi selusin gen yang mempunyai kontribusi terhadap
tekanan darah tinggi. Walaupun sepertinya hipertensi merupakan penyakit
keturunan, namun hubungannya tidak sederhana. Hipertensi merupakan hasil dari
interaksi gen yang beragam, sehingga tidak ada tes genetik yang dapat
mengidentifikasi orang yang berisiko untuk terjadi hipertensi secara konsisten.
Riwayat penyakit yang di derita, bagi keturunan penderita hipertensi Jika ada
anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi, walaupun belum adanya tes
genetik secara konsisten terhadap penyakit hipertensi tetaplah berhati-hati.
Karena dalam garis keluarga pasti punya struktur genetik yang sama.
b.
Faktor
Perilaku
Faktor
perilaku seperti misalnya gaya hidup kurang baik seperti pengkonsumsian makanan
cepat saji yang kaya daging dan minuman bersoda, memiliki kadar kolesterol
darah yang tinggi,Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas
berolah raga), gaya hidup stres,stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan
darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah
biasanya akan kembali normal. Kebiasaan mengkonsumsi minuman berkafein dan
beralkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada
orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Serta kebiasaan merokok karena
rokok dapat meningkatkan risiko penyakit hipertensi.
c.
Faktor
Lingkungan
Faktor lingkungan ini termasuk
perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang
makan serta bagaimana aktivitasnya), seperti : Indra perasa kita yang sejak
kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang tinggi terhadap
rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar.
Konsumsi garam ini sulit dikontrol, terutama jika kita terbiasa mengonsumsi
makanan di luar rumah (warung, restoran, hotel, dan lain-lain).
e.
Faktor
Pelayananan
Faktor
pelayanan kesehatan adalah kurangnya pemberdayaan masyarakat dalam usaha
pencegahan penyakit hipertensi dengan pemeriksaan tekanan darah secara teratur,
kurangnya perencanaan program mengenai pencegahan penyakit hipertensi dari
provider (pelayanan kesehatan) di puskesmas mengenai pencegahan penyakit
hipertensi dengan pengaturan pola makan yang baik dan aktivitas fisik yang
cukup, kurangnya kerja sama dengan berbagai sektor terkait guna pencegahan
terjadinya penyakit hipertensi, serta kurangnya penilaian, pengawasan dan
pengendalian mengenai program pencegahan penyakit hipertensi di Puskesmas.
3.
PORT
OF ENTRY, PORT OF EXIT DAN PENCEGAHANNYA
·
PORT OF ENTRY
Gaya hidup, pola makan, dan kebiasaan mengkonsumsi
alkohol, rokok, dan kurang olahraga, merupakan faktor pemicu terjadinya
hipertensi. Perhatian serius juga diungkapkan pihak Kementerian Kesehatan
(Kemenkes). Menurut Direktur Jenderal (Dirjen) Pembinaan Pengendalian dan
Penyehatan Lingkungan (P2PL) Tjandra Yoga Aditama, prevalensi hipertensi
diIndonesia saat ini sudah sebesar 31,7 persen. Prosentase itu menunjukkan,
bahwa 1 dari 3 orang mengalami hipertensi. Dan parahnya, 76,1 persen tidak
mengetahui bahwa dirinya hipertensi, sehingga tidak mendapatkan pengobatan yang
memadai.
Dia menambahkan, bahwa hipertensi bisa diderita
setiap orang. Tidak ada perbedaan dari jenis kelamin, usia, status sosial dan
ekonomi. ’’Setiap orang bisa terkena hipertensi. Tanpa terkecuali!’’ tegasnya. Proporsi
laki-laki dengan hipertensi sekitar 31,3 persen, sedangkan perempuan 31,9
persen. Proporsi masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi rendah sebanyak 30,5
persen dan ekonomi tinggi sebanyak 33,0 persen. Jadi, terbukti, bahwa
hipertensi bukan soal kaya miskin, laki-laki atau perempuan, tapi lebih kepada
persoalan gaya hidup dan pola makan, serta kurangnya berolahraga. Khusus kaum
urban yang kesibukannya tinggi, sehingga lupa pentingnya berolahraga.
·
PORT OF EXIT
Hipertensi merupakan penyakit yang menurun, faktor
yang melatar belakangi terjadinya hipertensi biasanya faktor intrinsik. Selain dari
faktor keturunan hipertensi juga dari gaya hidup seseorang itu.
·
PENCEGAHAN
Agar
terhindar dari komplikasi fatal hipertensi, harus diambil tindakan pencegahan
yang baik (stop High Blood Pressure), antara lain menurut bukunya
(Gunawan, 2001),dengan cara sebagai berikut:
a. Mengurangi konsumsi garam.
b. Menghindari kegemukan (obesitas).
c. Membatasi konsumsi lemak
d. Olahraga teratur.
e. Makan banyak buah dan sayuran segar.
f. Tidak merokok dan minum alkohol
g. Latihan relaksasi atau meditasi.
Ø Cara pencegahan hipetensi
§ Pencegahan primodial
Pencegahan primodial dilakukan dalam
mencegah munculnya faktor risiko
Pencegahan primer
Yang dimaksud dengan pencegahan
primer hipertensi adalah pencegahan yang dilakukan terhadap seseorang/
masyarakat sebelum terkena hipertensi.Sasaran pencegahan primer adalahorang
yang masih sehat dengan tujuan agar seseorang/masyarakat tersebut dapat terhindar
dari hipertensi.
§ Pencegahan Sekunder
Yang dimaksud dengan pencegahan
sekunder hipertensi adalah pencegahan yang dilakukan terhadap
seseorang/masyarakat yang memiliki faktor risiko hipertensi. Dengan upaya untuk
mencegah timbulnya komplikasi.
§ Pencegahan Tersier
Yang dimaksud dengan pencegahan
tersier hipertensi pencegahan yang dilakukan terhadap seseorang/masyarakat yang
telah terkena hipertensi. Sasaran pencegahan tersier hipertensi adalah
penderita hipertensi dengan tujuan mencegahproses penyakit lebih lanjut yang
mengarah pada kecacatan/ kelumpuhan bahkan kematian akibat komplikasi.
· Penanganan dan Pengobatan Hipertensi
ü
Diet
Penyakit Darah Tinggi (Hipertensi)
ü
Kandungan
garam (Sodium/Natrium)
Seseorang
yang mengidap penyakit darah tinggi sebaiknya mengontrol diri dalam
mengkonsumsi asin-asinan garam, ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk
pengontrolan diet sodium/natrium ini :
-
Jangan meletakkan garam diatas meja makan
-
Pilih jumlah kandungan sodium rendah saat membeli makan
-
Batasi konsumsi daging dan keju
-
Hindari cemilan yang asin-asin
-
Kurangi pemakaian saos yang umumnya memiliki kandungan sodium
ü
Kandungan
Potasium/Kalium
Suplements
potasium 2-4 gram perhari dapat membantu penurunan tekanan darah, Potasium
umumnya bayak didapati pada beberapa buah-buahan dan sayuran. Buah dan sayuran
yang mengandung potasium dan baik untuk di konsumsi penderita tekanan darah
tinggi antara lain semangka, alpukat, melon, buah pare, labu siam, bligo, labu
parang/labu, mentimun, lidah buaya, seledri, bawang dan bawang putih. Selain
itu, makanan yang mengandung unsur omega-3 sagat dikenal efektif dalam membantu
penurunan tekanan darah (hipertensi).
ü
Pengobatan
hipertensi biasanya dikombinasikan dengan beberapa obat;
Diuretic {Tablet Hydrochlorothiazide (HCT), Lasix (Furosemide)}. Merupakan golongan obat hipertensi dengan proses pengeluaran cairan tubuh via urine. Tetapi karena potasium berkemungkinan terbuang dalam cairan urine, maka pengontrolan konsumsi potasium harus dilakukan.
Diuretic {Tablet Hydrochlorothiazide (HCT), Lasix (Furosemide)}. Merupakan golongan obat hipertensi dengan proses pengeluaran cairan tubuh via urine. Tetapi karena potasium berkemungkinan terbuang dalam cairan urine, maka pengontrolan konsumsi potasium harus dilakukan.
Beta-blockers {Atenolol (Tenorim),
Capoten (Captopril)}. Merupakan obat yang dipakai dalam upaya pengontrolan
tekanan darah melalui proses memperlambat kerja jantung dan memperlebar
(vasodilatasi) pembuluh darah.
Calcium channel blockers {Norvasc
(amlopidine), Angiotensinconverting enzyme (ACE)}. Merupakan salah satu obat
yang biasa dipakai dalam pengontrolan darah tinggi atau Hipertensi melalui
proses rileksasi pembuluh darah yang juga memperlebar pembuluh darah.
v
Gambaran Proses terjadinya
berbagai masalah pada pasien Hipertensi dapat di lihat pada gambar dibawah ini
:
§ Pemberantasan
pada Hipertensi
1.
Memberikan penyuluhan tentang
bahaya hipertensi dalam kehamilan
2.
Memberikan penyuluhan tentang
cara mencegah hipertensi dalam kehamilan
3.
Deteksi dini gejala hipertensi
4.
Penanganan hipertensi
5.
Memberikan penyuluhan tentang
komplikasi hipertensi
§ Kasus Hipertensi dalam kehamilan
Saya sudah
mempunyai anak berumur tiga tahun. Pada waktu hamil tekanan darah saya
diketahui naik. Saya memang mempunyai riwayat keluarga darah tinggi. Ayah saya
seorang penderita darah tinggi. Namun, saya tak menyangka akan menderita darah
tinggi sewaktu usia saya masih 27 tahun. Dalam pengamatan dokter kandungan
meskipun tekanan darah saya meningkat, namun belum diperlukan obat penurun tekanan
darah. Setiap kunjungan ke dokter, tekanan darah diukur pada waktu saya sedang
duduk. Berbeda dengan cara biasa, yaitu berbaring.
Sejak dua
tahun lalu tekanan darah saya menetap tinggi sehingga saya harus mengonsumsi
obat penurun tekanan darah secara teratur sekali sehari. Saya juga harus
menjaga berat badan dan menghindari konsumsi garam berlebihan. Sejauh ini
tekanan darah saya cukup terkendali dan saya tak mengalami gangguan dalam
melaksanakan kegiatan hari-hari sebagai pegawai di sebuah perusahaan asuransi.
Suami saya
seorang dosen di sebuah universitas swasta. Kami merencanakan mempunyai anak
seorang lagi, kalau mungkin perempuan. Anak kami yang pertama laki-laki. Dokter
kandungan saya mengatakan tak ada keberatan jika saya ingin punya anak lagi. Hanya
saya harus mengendalikan tekanan darah dengan baik agar kehamilan saya berjalan
aman.
Pertanyaan
saya adalah mengenai pengaruh obat penurun tekanan darah pada janin. Apakah
obat yang saya makan, yaitu atenolol, dapat saya teruskan. Selain risiko terhadap
janin, apa saja pengaruh buruk hipertensi terhadap kehamilan?
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
o Kurangi konsumsi garam dalam makanan
Anda. Jika Anda sudah menderita tekanan darah tinggi sebaiknya Anda menghindari
makanan yang mengandung garam.
o Kurangi minum minuman atau makanan
beralkohol. Jika Anda menderita tekanan darah tinggi, sebaiknya hindari
konsumsi alkohol secara berlebihan. Untuk pria yang menderita hipertensi,
jumlah alkohol yang diijinkan maksimal 30 ml alkohol per hari sedangkan wanita
15 ml per hari.
o Olahraga secara teratur bisa
menurunkan tekanan darah tinggi. Jika Anda menderita tekanan darah tinggi,
pilihlah olahraga yang ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, lari santai,
dan berenang. Lakukan selama 30 hingga 45 menit sehari sebanyak 3 kali
seminggu.
o Makan sayur dan buah yang berserat tinggi seperti sayuran
hijau, pisang, tomat, wortel, melon, dan jeruk.
o Jalankan terapi anti stres agar
mengurangi stres dan Anda mampu mengendalikan emosi Anda.
o Berhenti merokok juga berperan besar
untuk mengurangi tekanan darah tinggi atau hipertensi.
B. Saran
o Agar lebih menjaga diri dan menjauhi
hal-hal yang dapat menimbulkan penyakit hipertensi.Bagi seluruh keluarga,
diharapkan dapat mengurangi asupan garam dalam satu hari sehingga resiko
hipertensi dapat dicegah.
o Perlunya upaya penyuluhan agar dari case-finding
maupun pendidikan kesehatan dan penatalaksanaan pengobatannya yang
belum terjangkau masih sangat terbatas Untuk penderita datang berobat untuk
pertama kalinya datang terlambat dimana sebagian besar penderita hipertensi
tidak mempunyai keluhan agar sedini msungkin diberi pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA
Almastar, Sunita. Penuntun Diet.
2006.Jakarta : Gramedia.
Arisman. Gizi dalam Daur
Kehidupan. 2007.Jakarta : EGC
Francin Paath, Erna, dkk. Gizi
Dalam Kesehatan Reproduksi. 2005.Jakarta: EGC
www. cermindunia.com/edisi khusus
80/1992. Senin, 22 April 2013. 16.00 WIB
http://www.balita-anda.com. Senin, 22 April 2013. 16.00 WIB
No comments:
Post a Comment